Perubahan nama Kabupaten menjadi Kabupaten Sijunjung

Perubahan nama Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung menjadi Kabupaten Sijunjung yang diatur dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 tahun 2008, diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI, Mardiyanto, dalam rapat pleno istimewa DPRD, di gedung Pancasila Muaro Sijunjung, Selasa 12 Maret 2008.


Rabu, 21 Mei 2008

RAKYAT SEMAKIN SUSAH - BBM NAIK

SIJUNJUNG(21/05/08) - Apa pun alasan pemerintah dalam menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), dampaknya jelas membuka lembaran penderitaan baru bagi rakyat miskin.

Karena seiring dengan naiknya harga BBM, harga kebutuhan hidup juga akan melonjak tajam, kata sejumlah kaum ibu yang tengah berbelanja di pasar Padang Sibusuk, Kecamatan Kupitan, Selasa (20/5).

Jangankan setelah harga BBM naik, sekarang saja kehidupan rakyat miskin sudah merana dan sengsara, karena segala yang dibeli harganya mahal. Tidak ada yang murah. Yang murah hanya bicara. Apa lagi setelah harga BBM naik, tentu kondisinya akan semakin parah, tutur Ranjani, 56.

“Artinya, naiknya harga BBM, dampaknya jelas membuka lembaran penderitaan baru bagi rakyat miskin. Terlebih bagi orang seperti saya yang bermata pencaharian sebagai penjual sayur, ulas Rokaya, 40,” yang tengah menjual sayur kangkung.

Rokaya mengaku tidak bersuami lagi, sementara dia harus menghidupi tiga orang anaknya dengan kerja keras dan tetesan keringatnya sendiri.

“Kini untuk membeli keperluan dapur, saya harus mengeluarkan uang lebih banyak dari sebelumnya, sementara laba yang saya harapkan dari menjual sayur tidak seberapa,” aku janda ini.

Bagi Ranjani, penderitaan yang dipicu akibat naiknya harga BBM, adalah problema yang tidak asing lagi, karena ia sudah sering merasahkannya. Justru itu, ketika kepadanya ditanya tentang rencana pemerintah menaikan harga BBM, dengan spontan dia menjawab tidak setuju.

Namun Ranjani merasa sia-sia mengatakan tidak setujuh, karena ketidak setujuannya itu tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap rencana pemerintah dalam menaikan harga BBM.

“Percuma menanyakan pada kami rakyaik badarai, tentang setuju atau tidak naiknya harga BBM, karena apapun jawabnya, tidak akan berpengaruh. Sebab biasanya, memekik betul ke langit yang ketujuh mengatakan tidak setuju, yang namanya harga minyak tetap akan naik, ketus Ranjani.

Senada dengan Ranjani, Rukmini yang hidup sebagai petani kecil di Padang Sibusuk, juga mengaku sangat cemas dengan adanya rencana pemerintah menaikan harga BBM, karena sekarang saja, rasanya dia tidak sanggup lagi memikul beratnya beban ekonomi, lantaran semua yang dibeli harganya mahal.

“Jangankan setelah harga BBM naik, sekarang saja saya pusing membagi uang untuk membeli kebutuhan harian. Karena uang belanja yang diberikan suami, hasil dari membanting tulang mengerjakan sawah orang lain, jauh dari mencukupi. Apa lagi kedepan, setelah harga BBM naik, tentunya hidup dan kehidupan kami rakyat melarat akan semakin susah, karena dapat dipastikan, seiring dengan naiknya harga BBM, harga kebutuhan pokok juga akan tambah tinggi,” tutur Rukmini. –nas

Tidak ada komentar:

Join Vinefire!