Perubahan nama Kabupaten menjadi Kabupaten Sijunjung

Perubahan nama Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung menjadi Kabupaten Sijunjung yang diatur dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 tahun 2008, diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI, Mardiyanto, dalam rapat pleno istimewa DPRD, di gedung Pancasila Muaro Sijunjung, Selasa 12 Maret 2008.


Senin, 09 Februari 2009

BERBUSNA TERBUKA - MODEL GILA

SIJUNJUNG(29/01/09) - “Eloklah bapakaian nak. jan co itu. Caliaklah, coa tu. Pusek nampak, pinggang nampak, dado tabukaklo (baik-baik berpakaian nak, jangan seperti itu. Lihatlah, seperti apa itu. Pusar terlihat, pinggang terlihat, dada terbuka pula),” tegur seorang ibu kepada gadisnya saat sigadis turun jenjang hendak keluar rumah.

Tapi, bergemingkah sigadis? Diturutinya nasehat sang ibu? Tidak! Ia terus menuruni anak jenjang, “iko nan mode ma, modeko nan tren kini (ini yang model ma, model ini yang tren sekarang),” jawab sigadis sambil terus melangkah.

Nauzubillahminzalik. Jika jawaban sigadis benar, agaknya inilah model yang paling entong dan gila di alam Minangkabau yang adatnya basandi syarak, syarakat basandi kitabullah.

Apa sebenarnya yang diharap sigadis, sukakah pemuda memandangnya? Tentu suka! Tapi tidak pemuda baik-baik. Karena pemuda beriman dan berbudi mulia jijik melihatnya.

Seperti pengakuan Rahmad di Kupitan, pakaian ketat dan baju senteang yang digemari sebagian ABG (Anak Baru Gadang), bukanlah model. Tapi pembodohan dan pelecehan diri sendiri.

Selain itu, manjua pusek jo memamerkan sebagian buah dada, sama dengan menjatuhkan harkat dan martabat ABG itu sendiri sebagai wanita Minang.

Disamping pembodohan dan pelecehan diri sendiri, dengan berbusana serba ketat dan minim, sesungguhnya ABG itu telah mengobral dan menjual murah sesuatu yang sangat berharga pada dirinya. Karena kehormatan dan kebanggaan yang seharusnya disembunyikan secara rapi, telah mereka pertontonkan secara lugas.

Apakah ini yang disebut model? Kalau memang model, agaknya inilah model yang paling entong dan gila, di alam Minangkabau, sajak dunia takambang, tandas Rahmad.

Namun di balik semua itu, menurut pemuda lain, Endri, gemar dan hobinya sebagian kaum wanita berbusana indak sanere, kesalahan tidak bisa dilemparkan sepenuhnya kepada mereka.

Sebab, kalau mereka masi ABG, tentu punya orangtua yang akan menunjuk ajari serta menasehati. Jika sudah berstatus istri, suami berkewajiban dan bertanggungjawab menuntun dan membina ke arah yang baik dan benar sesuai ajaran Islam serta norma adat dan budaya masyarakat Minangkabau.

Lalu bagaimana dengan gadis yang berbusana muslimah dan berjilbab? Ternyata cukup banyak pemuda yang menyukai dari pada gadis pengobral paha, pusar dan sekwilda (baca sekitar wilayah dada).

Tapi yang menyukai, tentunya pemuda yang berjiwa Islami, taat beribadah, beraklaq, beriman dan berbudi mulia, bukan pemuda yang jauh dari agama.

Kenapa mereka menyukai? Alasannya cukup mendasar. Dimata pemuda beriman, gadis berbusana muslimah lengkap dengan jilbab, terlihat lebih anggun, berwibawa dan memiliki daya tarik mendalam.

Sementara gadis pengobral aurat, selain gadis murahan juga racun dunia, karena di balik lekuk tubuh yang dipertontonkan, tersimpan setumpuk dosa.

“Kalau saya sejak duluh lebih menyukai gadis berbusana muslimah, dari pada gadis yang berpakaian ketat. Apa lagi yang menjatuhkan martabatnya sendiri dengan mengobral aurat,” aku seorang pemuda Sijunjung, Hidayat.

Malah di lubuk hati yang paling dalam terpatri tekat untuk berusaha mencari gadis Islami sebagai pendamping hidup, bila Allah SWT mengizinkan. Sebab langkah, rezki, jodoh dan maut, adalah rahasia Tuhan, sebagai insan lemah, manusia hanya bisa berusaha dan berencana, keputusan akhir tetap di tangan-Nya, urai Hidayat.

Gadis yang gemar berbusana muslimah lengkap dengan jilbab, dimata Hidayat, selain anggun, mempesona serta memiliki karisma dan daya tarik tersendiri, juga cermin dan pantulan dari jiwa sigadis yang taat kepada Allah SWT.

Karena yang namanya iman, bukan hanya sebuah pengakuan dan identitas, tapi sesuatu yang telah diyakini dalam hati, sehingga melahirkan amal perbuatan baik dan mulia.

Senada dengan Hidayat, seorang karyawan kantor Bupati Sijunjung, Erman, juga menyebutkan bahwa gadis yang gemar berbusana muslimah, bukan hanya sekedar disegani dan dihormati kaum pria, tapi juga mulia di sisi Allah SWT.

Dari pengakuan dan pendapat sejumlah pemuda ini, dapat diambil kesimpulan, pemuda baik dan beraklaq mulia akan mencari pasangan hidup, gadis yang baik pula. Artinya sangat mustahil gadis pengobral pusar dan wilayah dada, dipersunting oleh seorang pemuda Islami dan beriman.

Ini tentunya peringatan dan aba-aba bagi para gadis, terutama anak jolong gadang nan suko bapakaian indak sanere.
Sadar dan ketahuilah, pemuda baik, beradat dan bermoral tidak menyukai gadis murahan yang melecehkan diri seperti kamu-kamu.-nas (sijunjung.go.id)

Tidak ada komentar:

Join Vinefire!